Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu
dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang
lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan
mempunyai tujuan bersama.
1. Fungsi
Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:
- Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
- Memudahkan pekerjaan.
- Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
- Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.
2.
Jenis Kelompok Sosial
|
Kelompok sosial adalah kesatuan
sosial
yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial
serta ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
a. Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi
sosial
yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan
menurut Goerge
Homans
kelompok
primer
merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering
berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara
langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan
sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
b. Kelompok Sekunder
Jika interaksi
sosial
terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan
yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat
kerja
dan lain-lain.
c. Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran
Dasar
(AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah
semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
d. Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses
interaksi,
daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan
kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik
bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal
dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati, misalnya: kelompok arisan
3. Ciri Kelompok Sosial
Suatu kelompok bisa dinamakan kelompok sosial bila memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
- Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain (menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama).
- Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain (akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat).
- Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing.
- Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
4. Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam
memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya,
sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi
akan membentuk sebuah kelompok.
Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena
kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi
kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.
Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan
kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
1. Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih
punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan
bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu
bisa menginduksi anggota lainnya.
2. Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan
kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat
memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri untuk
maju.
3. Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
4. Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan
proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah
kelompok dapat diselesaikan secara lebih efisien dan efektif.
5. Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok.
Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap
anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap
berada dalam tata
aturan
yang disepakati kelompok.
6. Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam
dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan
informasi tentang pengetahuan tersebut.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan
Kelompok
Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat
perkembangan kelompok adalah sebagai berikut:
- Adaptasi Proses adaptasi berjalan dengan baik bila: a) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru; b) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika kelompok tersebut; c) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu.
- Pencapaian tujuan Dalam hal ini setiap anggota mampu untuk: a) menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama; b) membina dan memperluas pola; c) terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya.
Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang
oleh bagaimana komunikasi yang terjadi dalam kelompok. Dengan
demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga tahap, antara lain:
- Tahap pra afiliasi Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua individu akan saling mengenal satu sama lain. Kemudian hubungan berkembang menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.
- Tahap fungsional Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. Pada akhirnya akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.
- Tahap disolusi Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.
Tuckman dan Jensen membagi perkembangan kelompok dalam 6
fase, dimana terdapat perbedaan perilaku tim dan perilaku pemimpin sebagai
berikut:
Fase
|
Perilaku tim
|
Perilaku pemimpin
|
Orientation
|
Ragu, belum familiar, belum saling percaya, belum ada
partisipasi
|
Mendefinisikan misi kelompok, tipenya masih memberi
instruksi, membuat skema tujuan
|
Forming
|
Menerima satu sama lain, belajar ketrampilan
komunikasi, mulai termotivasi
|
Rencana/fokus pada masalah, role model yang positif,
mendorong adanya partisipasi
|
Storming
|
Semangat tim berkembang, mulai membangun kepercayaan,
konflik mungkin muncul, terkadang tidak sabar dan frustasi
|
Evaluasi gerakan kelompok, fokus pada tujuan,
penyelesaian konflik, menentukan tujuan
|
Norming
|
Kenyamanan meningkat, identifikasi tanggung jawab,
interaksi tim efektif, resolusi konflik
|
Fokus pada tujuan,
menyertai proses, memberikan dorongan pada tim
|
Performing
|
Tujuan yang jelas, adanya kohesi/kesatuan, pemecahan
masalah
|
Beraksi seperti
anggota kelompok, dorongan
meningkatkan tanggung jawab, mengukur hasil
|
Terminating
|
Angota tersebar, tim akhirnya mencapai tujuan
|
Perayaan dan penghargaan, memperkuat kesuksesan.
|
6. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Kelompok
Faktor-faktor ini dikemukakan oleh Mc. Gregor (1960):
- Atmosfer , atmosffer yang rileks dan nyaman bebas dari tekanan, dimana tiap individu dapat berinteraksi dan terlibat
- Diskusi, fokus pada tiap orang berpartisipasi
- Tujuan/obyektif, dipahami secara jelas dan diterima oleh anggota kelompok
- Listening, anggota akan aktif mendengar anggota lain
- Disagreement/pertentangan, jika ada perselisihan pendapat, kelompok merasa nyaman untuk menghadapi semuanya
- Keputusan, dibuat dengan konsensus/persetujuan umum/mufakat
- Critisim, terbuka, tidak ada agenda disembunyikan, sehingga anggota merasa nyaman
- Feeling, dapat diekspresikan dengan bebas
- Action, secara jelas ditegaskan dan anggota berkomitmen
- Leadership, fleksibel, tidak ada perebutan kekuasaan
- Kesadaran diri, kelompok penuh dengan cara kerja
7. Keunggulan dan Kelemahan dalam
Kelompok
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang
menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan
maupun kekurangan dalam kelompok tersebut[9].
1. Kelebihan Kelompok
- Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain.
- Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi.
- Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok.
2.
Kekurangan Kelompok Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan
karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan
yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.
8. Kepemimpinan
dalam Kelompok Sosial
Definisi kepemimpinan ada bemacam-macam, antara lain:
- Carter dan Hampill, kepemimpinan adalah mengusahakan akan tindakannya, memelopori struktur interaksi dari orang-orang lain sebagai bagian dari proses pemecahan soal bersama
- Tannenbaum, kepemimpinan sebagai pengaruh antar orang dalam kancah situasi langsung melalui proses komunikasi yang terarah untuk memperoleh tujuan khusus dan tujuan umum
- Shaw me (1976), kepemimpinan merupakan suatu proses pengaruh yang ditujukan untuk mencapai tujuan
- Stogdill (1950), kepemimpinan merupakan proses yang mempengaruhi kegiatan kelompok untuk menetapkan tujuan dan mencapai tujuan
- Holander dan Julian (1969), kepemimpinan terbentuk karena hubungan pengaruh antara dua atau lebih orang yang saling tergantung satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan bersama tertentu didalam situasi kelompok.
- Drs. Ngalim Purwanto, kepemimpinan adalah tindakan perbuatan diantara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok maju ke arah tujuan tertentu.
1) Pendekatan
kepemimpinan
a. Pendekatan
sifat-sifat (trait approach)
Usaha
ini digunakan untuk mengetahui sifat-sifat pemimpin yang meliputi intelek,
hubungan sosial, keadaan emosi, keadaan fisik yang tinggi imajinasi,kekeuatan
jasmani, kesabaran, kemauan berkorban, suka bekerja keras, dsb.
b. Pendekatan tingkah laku
(behavioral approach)
Pendekatan ini memandang bahwa kepemimpinan dapat
dipelajari dari pola tingkah laku dan cirri-ciri pemimpin.
2) Tujuan
kepemimpinan
Tujuan kepemimpinan meliputi tujuan organisasi, tujuan kelompok,
tujuan pribadi anggota kelompok, dan tujuan pribadi pemimpin.
- Tujuan organisasi dimaksudkan untuk memajukan organisasi yang bersangkutan dan menghindari diri dari maksud-maksud yang irasional organisasi yang ada.
- Tujuan kelompok dimaksudkan untuk menanamkan tujuan kelompok pada masing-masing anggota sehingga tujuan kelompok dapat segera tercapai.
- Tujuan pribadi anggota kelompok maksudnya untuk memberi pengajaran, pelatihan, penyuluhan, konsultasi bagi tiap anggota kelompok sehingga anggota kelompok dapat mengembangkan pribadinya.
- Tujuan pribadi pemimpin maksudnya untuk memberi kesempatan pada pimpinan berkembang dalam tugasnya, seperti mempengaruhi, memberi nasehat, dsb.
3) Fungsi
kepemimpinan:
Membantu kelompok:
- Menentukan kegunaan dan tujuan
- Memfokuskan diri pada proses kerja secara bersama
- Lebih waspada/memperhatikan akan sumber-sumber yang dimiliki, dan cara yang terbaik untuk memanfaatkannya
- Mengevaluasi kemajuan dan perkembangan
- Menjadi terbuka untuk ide baru dan ide yang berbeda, tanpa menjadi berhenti karena konflik
- Belajar baik dari kegagalan dan frustasi, maupun dari keberhasilan
4) Macam-macam
kepemimpinan
Macam-macam kepemimpinan banyak dikemukakan oleh beberapa
ahli, antara lain:
a. Lippite
dan Whyte
- Kepemimpinan otokrasi : ketentuan dibuat oleh pimpinan, tingkah laku dari kegiatan kelompok diputuskan oleh pimpinan, pimpinan selalu memberikan tugas pada setiap anggota, pimpinan dapat memuji atau mencela pekerjaan anggota.
- Kepemimpinan demokratis : segala kegiatan kelompok dibicarakan dan didiskusikan bersama, anggota bebas bekerja dengan siapa saja, pimpinan memuji dan mencela anggota secara obyektif, pimpinan berusaha, bersikap, dan berbuat seperti anggota.
- Kepemimpinan liberal : pimpinan jarang ikut campur dalam kegiatan anggota; pimpinan menyiapkan kebutuhan bagi anggota; pembagian tugas dan kerja sama diserahkan anggota; pimpinan tidak memberikan komentar selama kelompok melaksanakan kegiatan, kecuali diminta pendapatnya.
b. Max
Weber
- Kepemimpinan kharismatik : kepemimpinan yang diangkat berdasarkan kepercayaan yang datang dari lingkungannya.
- Kepemimpinan tradisional: bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar tradisi yang berlaku pada masyarakat.
- Kepemimpinan rasional legal : bentuk kepemimpinan yang diangkat atas dasar pertimbangan pemikiran tertentu dan penunjukan langsung.
c. W.C
Whyte
- Kepemimpinan operasional : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar banyaknya inisiatif atau aktivitas yang dilaksanakannya.
- Kepemimpinan popularitas : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar kepopuleran (banyaknya menerima pilihan) dari pemilihnya.
- Kepemimpinan talent : bentuk kepemimpinan berdasarkan kecakapan tertentu yang dimiliki oleh seseorang.
- Kepemimpinan perwakilan : bentuk kepemimpinan yang diangkat menjadi wakil dari kelompok tertentu sehingga ada pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan kelompok.
d. Lingrend
- Kepemimpinan parental : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersikap sebagai keluarga.
- Kepemimpinan expert : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat berdasarkan kecakapan atau keahlian yang dimiliki seseorang.
- Kepemimpinan artist : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat berdasarkan atas keterkenalan individu pada lingkunggannya.
- Kepemimpinan manipulator : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan pendukung untuk kepentingan pribadi.
e.
Keit Davis
- Kepemimpinan positif : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggiatkan kerja pengikutnya dengan jalan memberi kepuasan hati mereka. Pimpinan tidak hanya memerintah, tapi juga memberi penjelasan, menyediakan kebutuhan anggota, dan memberi kebebasan untuk melaksanakan.
- Kepemimpinan negatif : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan kekuasaan untuk mengancam atau menakut-nakuti agar anggota mengerjakan tugas mereka.
f. Erich
Fromm
- Kepemimpinan menerima : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersedia menerima segala sesuatau dari luar ketika menjalankan tugasnya.
- Kepemimpinan menyerang/menggunakan : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan segala sesuatu dari luar dirinya sebagai miliknya sendiri ketika menjalankan tugasnya.
- Kepemimpinan menimbun : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya tidak bersedia menerima hal-hal dari luar, tetapi selalu berusaha untuk menyampaikan dan mempertahankan pendapatnya sendiri walaupun seringkali pendapatnya diambil dari luar dirinya sesuai dengan kepentingannya.
- Kepemimpinan memasarkan : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya merasa bahwa dirinya sebagai orang yang serba pandai/tahu dan ia cenderung memimpin dengan imbalan yang memadai.
- Kepemimpinan produktif : bentuk kepemimpinan yang pimpinannya sadar akan kemampuan dirinya dan menggunakan kemampuannya untuk mendorong anggota sehingga tiap-tiap anggota menjadi produktif.
5) Gaya
kepemimpinan
· Trait Theories of Leadership
Teori ini mengatakan seorang pemimpin adalah dilahirkan
dan tidak dibuat. Ciri-ciri pemimpin menurut teori ini adalah : memiliki
intelegensi lebih dari pada yang lain, kematangan sosial dan pengetahuan luas,
memiliki motivasi sendiri dan dorongan partisipasi, sikap untuk menyakinkan
hubungan dengan orang lain.
·Group
and Exchange Theories of Leadership
Seseorang
dapat menjalankan perannya sebagai pemimpin apabila ia dapat memenuhi harapan
kelompok untuk mencapai tujuan kelompok serta memberikan hadiah (reward) untuk hal-hal lain.
·Fleder
Contingency Model of Leadership
Teori ini mengatakan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan
situasi yang menguntungkan dalam kelompok.
·Path
Goal Leadership Theory
Teori
ini mengatakan ada pengaruh dari tingkah laku pemimpin yang dapat memotivasi
bawahan, kepuasan kerja, serta aktivitas bawahan. Menurut Robert Hause
menerangkan bahwa gaya kepemimpinan meliputi hal berikut:
1).
Directive leadership/gaya otoriter :
pemimpin berfungsi sebagai petunjuk terhadap anggota kelompok sehingga sehingga
pemimpin kurang bisa berpartisipasi penuh
2). Supportive leadership
: pemimpin memiliki sifat ramah, mudah mengadakan pendekatan, serta
memperhatikan kesadaran kemanusiaan yang tinggi kepada kelompoknya.
3). Participative leadership : pemimpin tidak hanya meminta dan menggunakan saran-saran
anggota, tapi juga membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan yang ada
dalam kelompok.
4). Achievement oriented
leadership : pemimpin menanamkan
kesadaran akan tantangan tujuan kelompok
untuk anggota-anggota kelompok dan menunjukkan sikap pada anggota bahwa dapat
mencapai tujuan tersebut.
·Gaya kepemimpinan permanen dan situasional
- Gaya kepemimpinan permanen bila : memiliki prestasi yang tinggi, mengetahui apa kebutuhan kelompoknya, memiliki kecakapan, memiliki kemampuan dalam pekerjaannya.
- Gaya kepemimpinan situasional bila : aktif berpartisipasi dalam setiap persoalan yang muncul dalam kelompok, menunjukkan ketergantungan dari anggota kelompok lainnya, memiliki ketegasan, lancar dalam mengemukakan pendapat, memiliki sikap yakin akan dirinya sendiri, populer di dalam lingkungan kelompoknya.
- Perbedaan kepemimpinan situasional dengan kepemimpinan permanen adalah kepemimpinan situasional memiliki ikatan psikologis dengan anggota kelompok, sedangkan faktor prestasi nomor dua. Kepemimpinan permanen membutuhkan faktor prestasi untuk memperoleh dukungan anggota kelompok.
6) Syarat-syarat
pemimpin
Syarat-syarat pemimpin banyak dikemukan oleh Floyd Ruch
dan Stogdill
1. Menurut
Floyd Ruch
- Social perception, pemimpin harus dapat memiliki ketajaman dalam menghadapi situasi
- Ability in abstract thinking, pemimpin harus memiliki kecakapan secara abstrak terhadap masalah yang dihadapi
- Emotional stability, pemimpin harus memiliki perasaan yang stabil, tidak mudah terpengaruh dari pihak luar.
2. Menurut
Stogdill
- Tinggi dan besar, pimpinan yang tinggi besar umumnya terlihat lebih berwibawa dalam melaksanakan tugas.
- Berat badan, berat badan ideal akan menambah wibawa.
- Fisik,energi dan kesehatan, pemimpin yang sehat mempunyai tenaga yang cukup untuk menjalankan kepemimpinannya.
- Kegiatan, pemimpin yang mempunyai banyak kegiatan dalam tugasnya lebih sukses mencapai tujuan kelompok.
- Intelegensi, intelegensi yang tinggi akan memudahkan untuk bergaul, berkegiatan dan memecahkan masalah yang dihadapi.
- Kepercayaan diri, percaya diri yang tinggi mampu memimpin, sehingga anggota tampak lebih mantap melaksanakan tugas-tugas kelompok.
- Kecakapan bergaul, pimpinan yang mempunyai kecakapan bergaul dengan anggotanya dapat mempermudah pelaksanaan tugas.
- Inisiatif dan ketekunan, sifat ini akan menghindarkan diri dari kesulitan yang dihadapi, sehingga tugas-tugas tetap berjalan lancar.
- Dominasi, sifat ini memudahkan ia menguasai kelompoknya dalam kondisi apapun kelompoknya.
- Surgensi, memiliki pandangan untuk kepentingan anggota lebih mudah memperoleh kepercayaan anggota dalam melaksanakan tugas.
- Perhatian pada situasi, memperhatikan situasi yang dihadapi kelompok, sehingga mudah untuk mengendalikan kelompoknya.
7. Tugas-Tugas
Pemimpin
Tugas-tugas pemimpin dikemukakan oleh Floyd Ruch, Ngalim
Purwanto dan David W. Johson.
a. Floyd
Ruch
- Structuring the situation, pemimpin bertugas untuk memberi struktur yang jelas terhadap situasi rumit yang dihadapi kelompok
- Controlling group behaviour, pemimpin mengawasi tingkah laku anggota kelompoknya sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
- Spokesman of the group, pemimpin dapat menjadi juru bicara sebagai wakil kelompoknya pada pihak luar.
b. Drs.
Ngalim Purwanto
- Menyelami kebutuhan dan keinginan kelompok.
- Memilih kehendak yang realistis dari kelompoknya.
- Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka.
- Menemukan jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai kehendak tersebut
c. David
W. Johson
- Information and opinion giver, pemimpin adalah pemberi keterangan dan pendapat.
- Information and opinion seeker, pemimpin sebagai pencari keterangan dan pendapat.
- Strater, pemimpin dapat mengendalikan.
- Direction giver, pemimpin sebagai pemberi tujuan kelompok yang ingin dicapai.
- Summaizer, pemimpin sebagai pembuat ringkasan apa yang dikerjakan.
- Coordinator, pemimpin sebagai koordinator kelompok dalam kegiatan kelompok.
- Diagnoser, pemimpin sebagai penganalisis terhadap segala sesuatu yang dihadapi kelompok.
- Energizer, pemimpin sebagai pengarah anggota kelompok ke arah kegiatan dan pencapaian tujuan kelompok.
- Reallity tester, pemimpin juga memberikan ujian secara reakter terhdap kelompok.
- Evaluator, pemimpin sebagai pemberi penilaian terhadap kegiatan kelompok dalam pencapaian tujuan.
9. Referensi
- Theodore M. Mills, 1967. The Sociology of Small Groups. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Page. 3-35
- Fred R. Kerlinger, 1964. Foundations of behavioral research. New York: Holt Rinehart and Winston.page. 20-35
- Kamanto Sunarto. 1992. Sosiologi Kelompok. Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia. Hlm. 56
- George C. Homans, The Human Group (New York: Harcourt, Brace and Company, 1950), hlm. 23
- Alvin A Goldberg,.1985. Komunikasi kelompok. Jakarta: UI-Press.Hlm. 19
- Hidayat, AAA. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hlm.76
- Slamet. Santosa, 1992. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.Hlm. 43
- P. Robbins, Stephen. 1983. Organization Theory: Structure, Design, and Application. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Hlm 67
- Soerjono. Soekanto, 1986. Pengetahuan Sosiologi Kelompok. Bandung: Penerbit Remadja Karya CV. Hlm. 34
- Ratna, S.,dkk. 2003. Dinamika Kelompok. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
- Santosa, S. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: PT Bumi Aksara
- Emilia, O.,dkk. 2000. Panduan Pelaksanaan Latihan Dinamika Kelompok. Yogyakarta: Tim Pelaksana Inovasi Pendidikan FK UGM
- http://id.wikipedia.org/wiki/Dinamika_kelompok
0 komentar:
Posting Komentar